
With so many diverse cultural heritage in the old country, we are now able to smile proudly and can move more confidently. Bull Race is one of the very fascinating heritage, comes from the island of Madura. This entrenched culture has lasted hundreds of years and still remain to be implemented as a cultural art that is considered the most prestigious in Madura.
Many interesting things to be learned from Bull Race, including philosophy, Bull Race is considered as a sacred legacy is not just an art, but he also gave prestige to the perpetrator and those who are involve in it, this sport is considered to have the man side that is very thick, then do not be surprised most of the audience were men, but over time all every one blend here, whether men or women like to enjoy this event lately as a very attractive alternative performances. Bull Race course also presents different prestige for the audience as Europeans watch the ball, then they watch Madura Bull Race when the season starts rolling.
Introductory dance of Bull Race

This event is a spectacle so interesting because this event is considered sacred by the bull owners and the residents of Madura, the cow is considered beyond treasure and gold, because he raise the prestige of the owner and the jockey who had united with the soul of the cow. Far Before the race began, cows are treated like human beings, ranging from eating, bathing and place of residence, do not be surprised this type of cattle can consume dozens of eggs and animal feed special vitamins, and exercise regularly 2 times a week. No wonder if this cows can soar for new cars if out as champions. Before the races began, there is usually Madura traditional dance that combined premises typical music very familiar to the people, that is Soronen, an instrumental music commonly played by people of Madura, escorted by a tribal dance. Truly unique show is not it?
This extreme race often rided by professional riders aged under 15 years. So the speed is incredible, and can be air lifted jockey racing along the track. Two cows put together by bamboo called Keleles, in the middle there is a cow jockey beat the cows to run as fast as possible. Not infrequently this cow did not stop in time so wide to the field. Wonderful! How the cows would stop if the jockey who holds the bat that drove was fitted with spikes, thus causing injury to the cow thigh, and it makes cow getting mad and ran harder and hard to control. “The fastest he win” that is the principleof Madura bull races. The Cow that crossing the finish line fastest then the other, that is the champion, with a knock out system.
As a very unique cultural heritage, make it so interesting attraction of Indonesian nation to better learn about their own culture, before other countries claim to have a similar culture. Bull races also became the entertainment for the people in the small island of Madura and the world. It is not uncommon international travelers watchs Bull Race in Madura. And the most important is how people know and realize that all around us a lot of very unique cultural heritage and can not be found in any other nation in the world!



Dengan banyaknya aneka ragam budaya warisan di tanah leluhur ini, kini kita bisa tersenyum bangga dan bisa melangkah lebih percaya diri. Karapan Sapi adalah salah satu warisan yang sangat mempesona, berasal dari Pulau Madura. Budaya yang sudah mengakar ini telah berlangsung ratusan tahun lamanya dan masih tetap dilaksanakan sebagai sebuah seni budaya yang di anggap paling bergengsi di Pulau Madura.
Banyak hal yang yang menarik untuk dipelajari dari Karapan Sapi, termasuk filosofi, Karapan Sapi dianggap sebagai warisan suci bukan sekedar seni biasa, tapi ia juga memberi gengsi bagi pelaku dan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, olah raga ini dianggap memiliki sisi lelaki yang sangat kental, maka jangan heran kebanyakan penikmatnya adalah kaum lelaki, tapi seiring waktu semua nge-blend, entah lelaki atau perempuan belakangan sama menikmati ajang ini sebagai pertunjukan alternatif yang sangat menarik. Tentu saja Karapan Sapi juga menghadirkan gengsi yang berbeda bagi para penikmatnya seperti orang eropa menonton bola, maka orang Madura menonnton karapan sapi apabila musim Karapan Sapi mulai bergulir.

Acara ini jadi sebuah tontonan menarik karena acara ini dianggap sakral oleh sang pemilik sapi dan warga Madura, sapi tersebut dianggap melebihi harta dan emas, karena ia meningkatka prestise sang pemilik dan sang joki yang telah menyatukan jiwa dengan sapi tungganan. Jauh Sebelum balapan dimulai, sapi diperlakukan layaknya manusia, mulai dari makan, mandi dan tempat tinggalnya, jangan heran sapi jenis ini bisa mengkonsumsi lusinan telur dan makan vitamin khusus hewan, dan latihan balapana secara rutin 2 kali seminggu. Tidak heran jika sapi sapi ini bisa melambung seharga mobil terbaru jika keluar sebagai juara. Sebelum karapan sapi dimulai, biasanya ada tarian tarian adat Madura yang dipadu denga musik khas Madura yang sangat tidak asing bagi masyarakatnya yaitu soronen, sebuah instrumental musik yang biasa dimainkan oleh masyarakat Madura, diiring oleh tarian adat. Sungguh pertunjukan yang unik bukan?
Balapan ekstrim ini sering kali dijoki oleh pembalap profesional berumur di bawah 15 tahun. Sehingga kecepatannya luar biasa, dan sanggup mengangkat joki berada di udara sepanjang lintasan arena balap. Dua sapi bepadu disatukan oleh bambu yang di sebut keleles, di tengahnya ada seorang joki menggebuk sapi tunggannya untuk berlari secepat mungkin. Tak jarang sapi ini tidak berhenti tepat waktu sehingga melebar ke sisi lapangan. Wonderful! Bagaimana mau berhenti bila sang joki yang mengendarainya memegang pemukul yang sudah dipasangi paku, sehinga menyebabkan luka pada bagian paha sapi, dan itu membuat sapi makin gila dan berlari semakin kencang dan susah dikendalikan. “Yang paling cepat dia dapat” itulah prinsip karapan madura. Sapi yang tercepat melewati garis finish dialah sang juara, dengan sistem knock out.
Sebagai budaya warisan yang sangat unik, ia jadi hidangan menarik buat bangsa indonesia untuk lebih belajar mengenal budaya sendiri dan belajar lagi menyayangi budaya sendiri, sebelum negara lain mengaku punya budaya yang serupa, ia juga jadi hiburan tersendiri bagi masyarakat di pulau kecil Madura dan dunia, bahwa ada balapan yang tidak kalah seru dari moto GP yaitu bull race. Memang tidak jarang wisatawan internasional menonton Karapan Sapi di Madura. Dan yang paling penting adalah bagaimana masyarakat tau dan menyadari bahwa di sekitar kita banyak budaya warisan yang sangat unik dan tak mungkin ditemukan pada bangsa lain di dunia!

