In the midst of an earthquake tremor increased the activity of Mount Bromo, tourism activities also declined, this decline in revenue impact on residents around Mount Bromo which depend upon tourism services. However, tourists can still enjoy the sunrise at Bromo in Penanjakan 2, and residents hope at the moment of Christmas and new year, the number of tourists will increase.
Meanwhile, the National Disaster Management Agency (BNPB) to prepare a variety of anticipation for the things that may happen with increasing volcanic activity of Mount Bromo, East Java.
“In connection with the increased activity of the contingency plans face Bromo Bromo eruption soon be resolved,” said Head of Data Information and Public Relations BNPB Sutopo Purwo Nugroho through written statement received in Jakarta, Sunday (12/13/2015), as quoted by Antara.
Probolinggo District Government, he said, were quite prepared to face the possibility of Bromo eruption. Signs warning, evacuation routes, and other meeting points have been installed.
“Socialization continuously improved and is prepared rehearsals field. Providing a ready-made fund of Rp 2.5 billion. The challenge remains for evacuation route road infrastructure is not adequate. Not optimal communications network linking the affected areas is also an obstacle,” he said.
In Lumajang, he added, dissemination to the public continues to be done. Masks available 25,000 pieces of the needs of 65,000 sheets. In Malang Regency contingency plan is final and the legalization of local governments.
“People are encouraged to remain calm. There should be no displacement. Type Bromo eruptions are strombolian. Based on the history of eruption no major eruption,” he said.
Bursts of volcanic ash, he added, also increased to 1,500 meters from the summit of Mount Bromo. Thick gray smoke toward the west-Sea. As a result, Abdul Rachman Saleh Airport in Malang closed again until Monday (12/14/2015).
“Whether open or closed re-adjusted to the distribution of Bromo eruption,” he said.
Di tengah situasi meningkatnya aktvitas gempa tremor gunung Bromo, kegiatan wisata juga menurun, hal ini berimbas pada menurunya pendapatan warga sekitar gunung Bromo yang menggantungkan kehidupannya pada jasa pariwisata. Walaupun demikian, wisatawan tetap bisa menikmati sunrise di Bromo di Penanjakan 2, dan warga berharap di moment natal dan tahun baru ini, jumlah kunjungan wisatawan akan meningkat.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan berbagai antisipasi untuk berbagai hal yang mungkin terjadi seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo, Jawa Timur.
“Terkait dengan meningkatnya aktivitas Bromo maka rencana kontinjensi menghadapi erupsi Bromo segera diselesaikan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (13/12/2015), seperti dikutip Antara.
Pemda Kabupaten Probolinggo, kata dia, sudah cukup siap menghadapi kemungkinan erupsi Bromo. Rambu-rambu peringatan, jalur evakuasi, titik kumpul dan lainnya telah dipasang.
“Sosialisasi terus ditingkatkan dan disiapkan gladi lapangan. Menyediakan dana siap pakai Rp 2,5 miliar. Kendala yang dihadapi adalah infrastruktur jalan untuk jalur evakuasi belum memadai. Belum optimalnya jaringan komunikasi yang menghubungkan wilayah-wilayah yang terdampak juga menjadi kendala,” kata dia.
Di Kabupaten Lumajang, lanjut dia, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan. Masker tersedia 25.000 lembar dari kebutuhan 65.000 lembar. Di Kabupaten Malang rencana kontigensi sudah final dan proses legalisasi pemda.
“Masyarakat diimbau tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian. Tipe erupsi Bromo adalah strombolian. Berdasarkan sejarah letusannya tidak ada erupsi yang besar,” katanya.
Semburan abu vulkanik, lanjut dia, juga meningkat menjadi 1.500 meter dari atas puncak Gunung Bromo. Asap kelabu tebal ke arah barat-barat Laut. Akibatnya, Bandara Abdulrachman Saleh, Malang ditutup lagi hingga Senin (14/12/2015).
“Apakah akan dibuka atau ditutup kembali disesuaikan dengan kondisi sebaran erupsi Bromo,” kata dia.
[:]