Posted on Leave a comment

Gubeng Bull RaceKarapan Sapi Madura

Bull race is one of the cultural attractions of the Madura island, he also became one of the unique tourist destination where tourists can get to know the people of Madura, Bull race as a cultural attraction is not merely eye-catching spectacle, there is the value of history, reflection of character and cultural structure contained in it, and therefore Bull race might be called as an expression that represents the life of the people of Madura by natural conditions, history, culture structure, and how they try to adapt themselves to the environment around them.

People of Madura are an agrarian society, where agriculture is the main livelihood and their lives, the condition is still not changed much until recently, Bull race also have historical roots in the agrarian life. According to the history of bull race held every time out crops in farmers’ fields for the purposes of entertainment for the community, the function is still preserved by packing a more orderly and organized, so no wonder bull race for the Madura still be the main entertainment at the plenty of entertainment from time to time as a result of society modernization.

Places Bull race today is not merely a tacky amusement chaotic and sloppy, Bull race has become a national cultural destination tourist attraction, it is unique and found only on the island of Madura. There Bull race championship fighting the trophy governor of East Java, starting at the smallest administrative level are villages, to further increase the sub-district level and the peak is Gubeng Bull Race that brings bull race champions four districts of Madura and the winner entitled to the trophy governor . One that is also interesting to watch is performing folk dances before convening Gubeng Bull race. This momentum is only once a year, so if we can not see it in this year, then have to wait next year to see it again.

For the people of Madura itself bull race is not merely entertainment, trophies and prizes, more than that, his existence becomes a scene to show pride and ego. The Winners Gubeng Bull race, besides the governor entitled to trophies and prizes, he also gained personal prestige on their achievements, in addition to the price of the winner cow cans inflated to very expensive prices, if you’ve heard of cows for a new luxury car, it’s not the way empty, the fact that the champion cow prices can reach hundreds of millions rupiah, that is.

Karapan sapi adalah salah satu atraksi budaya masyarakat Pulau Madura, ia juga menjadi salah destinasi wisata yang unik di mana wisatawan bisa mengenal masyarakat madura, karapan sapi sebagai sebuah atraksi budaya bukanlah semata-mata tontonan yang memikat mata, ada nilai sejarah, pencerminan watak dan bangunan budaya yang terkandung di dalamnya, dan karena itu karapan sapi barangkali bisa disebut sebagai sebuah ekspresi yang mewakili kehidupan masyarakat Madura dengan kondisi alam, sejarah, bangunan budaya dan bagaimana mereka berusaha menyesuaikan diri mereka dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Masyarakat Madura adalah masyarakat agraris, di mana pertanian menjadi mata pencaharian utama dan menentukan kehidupan mereka, kondisi tersebut masih tak banyak berubah sampai saat ini, karapan sapi juga memiliki akar sejarah pada kehidupan agraris tersebut. Menurut riwayat karapan sapi diadakan setiap kali habis panen di ladang-ladang petani untuk keperluan hiburan bagi masyarakat, fungsi tersebut sampai saat ini masih tetap lestari dengan kemasan yang lebih tertib dan terorganisir, sehingga tidak heran karapan sapi bagi masyarakat Madura masih menjadi hiburan utama di antara banyak hiburan yang datang silih berganti sebagai akibat moderanisasi masyarakat.

Atraksi karapan sapi saat ini tidak semata-mata menjadi lapangan hiburan kampungan yang kacau dan urakan, karapan sapi sudah menjadi destinasi atraksi wisata budaya nasional, ia unik dan hanya terdapat di Pulau Madura. Ada kejuaraan karapan sapi yang memperebutkan piala gubernur Jawa Timur, dimulai dari level administrasi pemerintahan terkecil yaitu desa, untuk selanjutnya meningkat ke kecamatan, level kabupaten dan puncaknya adalah karapan sapi gubeng yang mempertemukan para juara karapan sapi empat kabupaten di Madura dan pemenangnya berhak atas piala gubernur. Salah satu yang juga menarik untuk disaksikan adalah pertunjukan tarian-tarian rakyat sebelum diselenggarakannya karapan sapi gubeng. Momentum ini hanya ada setahun sekali, jadi jika kita tidak bisa menyaksikannya di tahun ini, maka harus menuggu tahun depan untuk dapat menyaksikannya lagi.

Bagi masyarakat Madura sendiri karapan sapi bukanlah semata-mata hiburan, piala dan hadiah, lebih dari itu, keberadaannya menjadi sebuah ajang untuk menunjukkan gengsi dan ego. Pemenang karapan sapi gubeng, selain berhak atas piala gubernur dan hadiah, ia juga mendapatkan prestis personal atas pencapaiannya, selain itu harga sapi yang menjuarai karapan sapi gubeng bisa sangat mahal, kalau anda pernah mendengar sapi seharga mobil mewah baru, itu bukan omong kosong, faktanya harga sapi juara tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah, begitulah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *